– Nabi
Sulaiman Alaihi Salam merupakan seorang Nabi Allah yang shalih,
sekaligus seorang Raja yang berjihad di jalan Allah SWT.
Sebagai seorang
Nabi sekaligus Raja, Sulaiman AS dikenal sosok yang teliti dan
perhatian terhadap persiapan tentaranya.
Nabi Sulaiman mempunyai
kesukaan untuk berjihad di jalan Allah, menyiapkan peperangan dan
menumbuhkan generasi yang gemar berjihad.
Hingga suatu ketika, Nabi Sulaiman bersumpah untuk menggauli istrinya
dalam satu malam, yang mana jumlah istrinya adalah 99. Riwayat lain ada
yang menyebut 90 dan bahkan 100 orang istri.
Dengan harapan, satu orang
melahirkan satu prajurit yang berjihad di jalan Allah SWT.
Kisah Nabi Sulaiman ini, sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW yang
diriwiyatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Jihad. Suatu
ketika Nabi Sulaiman AS sedang berbincang-bincang, kemudian berkata,
“Demi Allah.
Aku akan berkeliling malam ini kepada seratus atau sembilan
puluh sembilan perempuan (istri), dan masing-masing istri akan
melahirkan satu penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah,”
ujar Nabi
Sulaiman AS.
Malaikat yang mendapati hal tersebut kemudian menegur Nabi Sulaiman
dan berkata,
“Katakanlah Insya Allah”.
Dengan maksud supaya Nabi
Sulaiman supaya segera mengikutinya.
Namun Nabi Sulaiman AS yang sedang sibuk memperhatikan pasukannya pun
lupa untuk mengucapkan kalimat “Insya Allah”.
Setelah berkeliling untuk
menggauli para istrinya, Nabi Sulaiman AS merasa bahagia karena merasa
akan mempunyai prajurit-parjurit baru.
Namun harapan dengan kenyataan yang terjadi justru berbanding
terbalik.
Sebab, dari sekian banyak perempuan yang digauli oleh Nabi
Sulaiman AS, hanya satu yang melahirkan.
Itupun dengan kondisi yang
tidak lengkap. Kondisi ini bisa dimaknai berupa bayi prematur, atau bayi
yang lahir dengan kurang sempurna sesuai harapan Nabi Sulaiman.
Ternyata, ketika Nabi Sulaiman AS bersumpah untuk menggauli para
istrinya dengan maksud supaya mendapatkan keturunan yang bisa jihad di
jalan Allah SWT tidak disertai dengan ungkapan Insya Allah.
Itulah yang
menjadi sebab kenapa yang melahirkan hanya seorang perempuan.
Nabi Sulaiman AS lantas dinilai lalai bahwa yang diucapkan adalah
masih berupa harapan dan angan-angan yang seharusnya disertai dengan
ungkapan “Insya Allah”.
Sebab Allah-lah yang berkehendak terhadap segala keinginan
makhluk-Nya.
Tentu saja, jika Nabi Sulaiman As mengucapkan “Insya
Allah”, niscaya mereka akan berjihad di jalan Allah, dan keinginannya
akan lebih tercapai.
Namun karena lalai mengucapkan “Insya Allah”, apa yang
diangan-angankan tidak terjadi.
Beliau ‘Alaihissalam pun tersadar akan
kekeliruannya.
Sang nabi penguasa bahasa binatang itu pun menyesalinya
dan bertaubat segera.
Seandainya Nabi Sulaiman mengucapkan insya Allah,
maka bukan mustahil ia akan mendapatkan anak dari setiap istrinya, lalu
menjadikan mereka pasukan yang beriman, tangguh, dan berani dalam
mendakwahkan ajaran yang diturunkan pada sang ayah.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam. Dari
shahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
“Kalau Nabi Sulaiman
mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan
lebih diharapkan hajatnya terpenuhi
(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Dari kesalahan Nabi Sulaiman, sebuah pelajaran adab pun diajarkan
Allah kepada nabiyullah Muhammad.
Yakni tentang mengucapkan insya Allah
acap kali mengucapkan janji ataupun sumpah sebagai adab terhadap Allah.
Syariat ini pun ditetapkan dalam
Al Qur’an agar diingat umat Islam.
Allah berfirman,
“Dan janganlah sekali-kali engkau mengucapkan;
Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok. Kecuali (dengan
mengucapkan) Insya Allah.
Dan ingatlah Tuhanmu ketika engkau lupa.
Dan
Ucapkanlah;
Semoga Tuhanku memberikan petunjuk pada jalan terdekat
menuju hidayah.”
(QS. Al Kahfi: 23-24).