Ada tiga macam wirid yang tidak pernah berpisah dengan para auliya' sholihin dikarenakan manfaat dari wirid ini yang sangat besar dalam hidup, baik di dunia maupun akhirat yaitu:-
1. Membaca 100x sebelum solat subuh.
*_سبحان الله وبحمده
سبحان الله العظيم
،استغفرالله_*
(Subānallahi Wa Bihamdihi Subānallāhil adzīmi Astaghfirullāh)
Ini dikenal dengan sebutan istighfar para malaikat.
2. Membaca 100x sesudah solat Zuhur.
*_لاإله إلا الله الملك الحق المبين_*
(Lā ilāha illallāh Al Malikul Haqqul Mubīn)
Rasūlullah Sallallāhu alaihi wa alā Ālihi wa Sallam bersabda:-
"Siapa saja yang membaca kalimat ini, akan selamat (dijauhkan) dari kemiskinan dan akan menenangkan serta menyenangkan di alam kubur dari rasa kesepian."
“Kalimat Tauhid (La Ilaha Illallah) memiliki
keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.”
Laa Ilaha Illallah Menjadi Kunci Surga
Kalimat ‘La ilaha illallah’ merupakan harga surga,
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Barangsiapa yang akhir perkataannya
sebelum meninggal dunia adalah
‘La ilaha illallah’,
maka dia akan masuk
surga”
(HR. Abu Dawud no. 1621)
Dzikir Laa Ilaha Illallah Adalah Kebaikan dan Dzikir yang paling Utama
Kalimat ‘La ilaha ilallah’ adalah kebaikan yang paling utama,
Abu
Dzar berkata,
”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan
yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila engkau
melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan
melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.”
Lalu Abu Dzar berkata lagi,
“Wahai Rasulullah, apakah ‘la ilaha
illallah’ merupakan kebaikan?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang
paling utama.
Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan
kesalahan.”
Kalimat ‘La ilaha illallah’ adalah dzikir yang paling utama,
Dari
Jabir radhiyallohu ‘anhu , dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda :
“Dzikir yang paling utama adalah la ilaha illallah, dan doa
yang paling utama adalah alhamdulillah.”
(HR. Ibnu Majah, An Nasa’I –
Shohih Targhib wa Tarhib : 1526 )
La Ilaha Illallah Menjadi Pelindung Api Neraka
Kalimat ‘La ilaha ilallah’ adalah pelindung api neraka,
Dari Umar
rodhiyallohu ‘anhu ia berkata : saya mendengar
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba
mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati diatas keyakinan
itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka.
Yaitu
kalimat laa ilaha illallah.”
(HR. Hakim – Shohih Targhib wa Tarhib :
1528 ).
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam mendengar muadzin
mengucapkan
‘Asyhadu alla ilaaha illallah’.
Lalu beliau mengatakan pada
muadzin tadi,
“Engkau terbebas dari neraka.”
(HR. Muslim no. 873)
Laa Ilaaha Illallah Menjadi Jaminan Masuk Syurga
Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa
Rasulullah SAW
bersabda yang maksudnya,
“Barangsiapa yang mengucapkan
‘La ilaha
illallah’ dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam syurga.”
Lalu ditanya kepada baginda SAW,
“Bagaimanakah yang dimaksudkan
dengan ikhlas itu?”
Rasulullah SAW bersabda,
“Ikhlas itu ialah yang
mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.”
(Hadis riwayat
at-Tabarani)
Laa Ilaaha Illallah Adalah Dzikir Dan Perantara Doa
Kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ adalah dzikir dan perantara doa,
Dari
Abu Sa’id Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam beliau bersabda:
Musa berkata:
Wahai Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu, yang aku
akan berdzikir dan berdoa kepada-Mu dengannya.
Allah berfirman:
Wahai
Musa ucapkanlah Laa ilaaha illallah.
Musa berkata:
Wahai Tuhanku seluruh hambaMu mengucapkan kalimat ini.
Allah berfirman:
Wahai Musa !
Seandainya langit tingkat tujuh dan apa
yang ada didalamnya serta bumi tingkat tujuh selain Aku diletakkan di
suatu timbangan,
dan Laa ilaaha illallah diletakkan di timbangan yang
lain, maka akan berat timbangan
Rabbanā lā tuzigh qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb
Artinya:
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada
kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukanNya (dengan sesuatu apa jua), dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan SyariatNya).”
Surah al-Nisa’ (48)
Ibn Kathir berkata:
Allah SWT memberitahu bahawa Dia tidak mengampuni perbuatan syirik dengan maksud Dia tidak mengampuni seseorang hamba yang menemui-Nya (mati) dalam keadaan musyrik.
Sebaliknya Allah SWT mengampuni dosa yang selain itu bagi mereka yang dikehendaki-Nya daripada kalangan hamba-Nya.
(Lihat Tafsir al-Quran al-‘Azim, 2/327)
Begitu juga dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Aisyah R.Anha,
“Sesungguhnya hamba, jika dia mengakui dosanya dan kemudian dia bertaubat, nescaya Allah SWT menerima taubatnya.”
Riwayat al-Bukhari (2661)
Mulla Ali al-Qari dalam Mirqat al-Mafatih (4/1616) menyebut:
Iaitu seseorang yang menyedari keadaan dirinya yang berdosa, kemudian dia bertaubat dengan memenuhi segala rukun dan syarat-syaratnya seperti menyesal, meninggalkannya, berazam dan berusaha memperbaiki diri maka Allah SWT akan menerima taubatnya berdasarkan firman-Nya:
Dan Dia lah Tuhan yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya (yang bertaubat).
Surah al-Syura (25)
Al-Qurtubi berkata:
Allah pasti mengampunkan sebarang bentuk dosa iaitu dari perlakuan syirik sebelum mereka Islam.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan dari kebaikan dan kejahatan.
(Lihat al-Jami' li Ahkam al-Quran, 7/27)
Kedua, berkenaan tanda-tanda Allah SWT menerima taubat seseorang ialah antaranya apabila sikap dan akhlaknya berubah, jiwanya menjadi dekat dan kasih dengan masjid, akhlak dan bahasanya baik, dia merasa seronok untuk melakukan ibadat serta dia tetap berterusan memohon keampunan kepada Allah SWT.
Maka itu adalah merupakan antara tanda Allah SWT menerima ibadatnya.
Abu al-Laith al-Samarqandi dalam kitabnya Tanbih al-Ghafilin menyatakan bahawa sebahagian hukama’ menyebut:
Taubat seseorang dapat diketahui pada empat perkara:
Jika dia sudah dapat mengawal lidahnya daripada berkata dusta, ghibah dan kata-kata yang tidak penting baginya.
Jika sudah tidak ada rasa hasad, dengki, iri hati terhadap semua manusia.
Jika telah menjauhi rakan taulan yang jahat.
Sentiasa
bersiap sedia menghadapi mati dan selalu beristighfar menyesali
dosa-dosanya yang lalu serta bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah
kepada Tuhannya.
(Lihat Tanbih al-Ghafilin bi Ahadith Sayyid al-Anbiya' wa al-Mursalin, hlm. 109)
SIFAT SOMBONG ..
Rasulullah s.a.w telah menjelaskan tentang bahayanya sifat sombong dan angkuh, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas’ud r.a., dari Nabi s.a.w, Baginda bersabda,
“Tidak masuk syurga sesiapa yang ada di dalam hatinya sedikit sifat sombong”.
Kemudian seseorang berkata:
“(Ya Rasulullah) Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan kasutnya bagus”.
Baginda bersabda:
“Sesunguhnya Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendah-rendahkan orang lain”.
(Hadith riwayat Muslim)
SIFAT TAWADUK ..
Sifat tawaduk adalah sifat yang dapat menghindarkan diri kita dari bersifat sombong.
Sedangkan sifat sombong itu adalah sifat yang keji dan dibenci oleh Allah Subhanahu Wata'ala.
Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surah Al Furqan ayat 63 :
Tafsirnya :
''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Pemurah ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), maka menjawab dengan perkataan yang baik-baik (untuk menghindarkan dosa).''