Tahap pertama adalah zikir lisan. Kemudian zikir kalbu yang cenderung diupayakan dan dipaksakan.
SELANJUTNYA, zikir kalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan.
Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam kalbu serta sirnanya zikir itu sendiri.
Inilah rahasia dari sabda Nabi saw.,
“Siapa ingin bersenang-senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah.”
Juga sabda Nabi saw.,
“Zikir diam (khafiy) tujuh puluh kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal”.
(Syekh Ibnu Atha’illah dalam Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah).
No comments:
Post a Comment