Syahid Dunia
Golongan syahid dunia pula adalah
mereka yang meninggal dunia kerana berperang di jalan Allah, tetapi
pada masa yang sama melakukan perkara yang menghalang daripada
mendapatkan syahid, seperti berjuang kerana menginginkan harta rampasan
ataupun berperang semata-mata kerana mahu membuktikan keberanian dan
mendapat kemuliaan di mata manusia. Golongan seperti ini dianggap syahid
dunia sahaja, di mana jenazah mereka tidak dimandikan, dikafankan dan
disolatkan.
Namun mereka tidak dikira sebagai syahid akhirat kerana
tidak menerima pahala syahid yang sempurna.
Syahid Akhirat
Akhir
sekali adalah golongan syahid akhirat, di mana mereka ini meninggal
dunia bukanlah di medan perang, namun kematian atas sebab yang telah
disebutkan dalam habis yang terkait dengan mati syahid.
Mereka diberikan
ganjaran pahala orang yang syahid akhirat, tetapi tidak sama dengan
golongan pertama yang syahid dunia dan akhirat.
Golongan syahid akhirat
ini wajib diuruskan seperti jenazah biasa iaitu perlu dimandikan,
dikafankan dan disolatkan.
Berikut rangkuman tentang 11 Jenis Mati Syahid..
Pertama,
Orang yang Terbunuh di Jalan Allah
sebagian besar sahabat Nabi yang mati syahid adalah mereka yang terbunuh dalam berbagai peperangan.
Kedua,
Orang yang Mati di Jalan Allah
Mati syahid fi sabilillah karena TIDAK perang misalnya
seperti
mati saat menuntut ilmu,
meninggal karena kecelakaan di perjalanan dakwah,
wafat ketika sedang di dalam agenda dakwah hingga wafatnya seorang penegak hukum saat bertugas memberantas kemaksiatan dan kemunkaran.
Ketiga,
Orang yang Senantiasa Berdoa/Rindu Agar Mati di Jalan Allah
Muslim meriwayatkan sebuah hadis Rasulullah Saw yang artinya,
“Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan jujur dari dalam hatinya,
maka Allah akan memberinya pahala syuhada meskipun ia meninggal di atas katil .”
hadits ini menjelaskan bahwa orang yang mati di atas tempat tidur pun bisa memiliki pahala syahid,
yaitu orang yang sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah semasa hidupnya dan senantiasa berdoa agar diambil nyawanya ketika sedang menjalankan tugas di jalan Allah.
Keempat,
Orang yang Meninggal Karena Wabah Penyakit/Pandemi
Agung menulis bahwa Rasulullah juga bersabda tentang penyakit tha’un atau yang serupa dengan pandemi Covid-19.
Mereka yang wafat dalam keadaan beriman dan tertular penyakit itu akan disifati sebagai wafat dalam keadaan syahid.
HadiTs riwayat Muslim,
Rasulullah Saw pernah bersabda yang artinya,
“Siapa yang mati karena suatu wabah penyakit, juga syahid.”
Termasuk hadis riwayat Bukhari dari Siti ‘Aisyah yang artinya:
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang masalah tha’un lalu beliau mengabarkan, bahwa tha’un adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum muslimin dan tidak ada seorangpun yang menderita tha’un lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah mentakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid.”
Kelima,
Orang yang Mati Karena Penyakit di dalam Perutnya
“Barang siapa yang mati karena (ada penyakit) dalam perut maka ia syahid”
(HR. Muslim)
Menurut Imam An-Nawawi, orang yang meninggal karena penyakit di perutnya, baik karena tenggelam, melahirkan, atau yang lainnya diganjar dengan pahala syahid.
Keenam,
Orang yang Mati Tenggelam
Ada hadis riwayat Abu Dawud yang artinya,
“Mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Maha Perkasa:
Orang yang mati karena wabah tha’un adalah syahid,
orang yang mati karena sakit (dalam) perut(nya) adalah syahid,
orang yang mati tenggelam adalah syahid,
orang yang mati tertimpa benda keras adalah syahid,
orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid,
orang yang mati terbakar adalah syahid dan seorang wanita yang mati karena hamil adalah syahidah.”
Di hadis yang lain riwayat Muslim, Rasulullah Saw pernah menguji para sahabat dengan pertanyaan,
“Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?”
Sahabat menjawab,
“Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.”
“Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid”
kata Rasulullah.
Sahabat pun bertanya kembali,
“Mereka (yang lain) itu lalu siapa ya Rasul?”
Rasulullah menjawab,
“Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah juga syahid,
orang yang kena tha’un (wabah) pun syahid,
orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan
orang yang tenggelam adalah syahid,’
jawab Nabi Muhammad SAW.”
Dua hadis ini menjadi penjelasan bagi jenis mati syahid berikutnya, yakni nomor tujuh, delapan, dan sembilan.
Ketujuh,
Orang yang Mati Tertimpa Benda Keras
Orang yang mati karena tertimpa benda keras, baik karena tertimpa pohon yang roboh, tertimpa batu yang longsor, tertimpa pesawat atau meteor, tertimpa rudal, tertimpa rumah karena gempa, tertimpa material dari gedung yang tinggi karena kecelakaan kerja, dan sebagainya disifati sebagai syahid.
Kedelapan,
Orang yang Mati Terbakar
Orang yang mati terbakar adalah syahid, baik ketika rumahnya kebakaran, mobilnya terbakar, kompor meledak, kendaraannya terbakar, atau kebakaran karena kecelakaan kerja, dia mati dengan mendapatkan pahala syahid.
Kesembilan,
Wanita yang Meninggal Karena Kehamilannya
Seorang wanita yang meninggal karena kehamilannya atau proses persalinannya adalah syahid sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Kesepuluh,
orang yang Meninggal Karena Membela atau Mempertahankan Hartanya
Pada jenis ini,
Bukhari meriwayatkan hadis Rasulullah dari Abdullah bin Amru yang artinya,
“Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.”
Siapapun yang tewas saat mempertahankan harta dan hak miliknya dari berbagai ancaman seperti pencurian, pembegalan, perampasan, perampokan, penipuan, maka dia diganjar dengan pahala mati syahid.
Kesebelas,
Orang yang Mati Terbunuh Karena Membela Agama dan Anggota Keluarganya
Kesebelas,
orang yang mati terbunuh karena membela agama, darah dan anggota keluarganya sebagaimana hadiTs riwayat
At-Tirmidzi berikut:
“Dari Sa’id bin Zaid ia berkata:
AKU mendengar
Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya (jiwanya) maka ia syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid.”
Bagi orang yang mati syahid, semua dosanya akan diampuni, kecuali hutang yang belum tuntas.
Rasulullah Saw bersabda:
“Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali hutang.”
(HR. Muslim).
WALLAHU A'LAM ..