Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menceritakan, ada seorang laki-laki dari kaum Muhajirin menjenguk orang sakit seraya berkata,
"Orang yang sakit itu memiliki empat hal:
Pertama, diangkat darinya pena (dari mencatat dosanya) dan dicatat baginya pahala amal perbuatan, seperti pahala amal perbuatan yang biasa dia lakukan semasa sehatnya.
Kedua, penyakitnya memburu setiap dosa dari sendi-sendiri tubuhnya lalu menyingkirkannya.
Ketiga, apabila dia sembuh maka dia hidup dalam keadaan dosa-dosanya diampuni.
Dan keempat, apabila dia meninggal dunia maka dia meninggal dunia dalam keadaan dosa-dosanya telah diampuni."
Mendengar itu, si sakit langsung berucap,
"Ya Allah, ini aku masih terbaring sakit."
Dalam al-Musnad terdapat suatu riwayat dari Nabi SAW,
"Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
Allah hanya menetapkan bagi orang mukmin suatu ketetapan yang lebih baik baginya.
Apabila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan maka dia bersyukur, dan itu lebih baik baginya.
Dan apabila tertimpa kesulitan maka dia bersabar, itu pun lebih baik baginya.
Itu semua hanya ada pada diri orang mukmin."
Riwayat lain menyebut,
"Semua kondisi orang mukmin mengagumkan. Apabila mendapat kesenangan maka dia bersyukur, itu baik baginya.
Dan apabila tertimpa kesulitan maka dia bersabar, itu pun baik baginya."
(HR Muslim dalam az-Zuhud dan Ahmad)
Hadits tentang Allah SWT mencatat pahala amal orang sakit turut disebutkan Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah-nya. Dari Abu Musa Al-Asy'ari RA, dia berkata, Nabi SAW bersabda,
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
Artinya:
"Jika seorang hamba sakit atau dalam perjalanan, Allah menulis baginya pahala seperti halnya dia beramal dalam keadaan tinggal menetap dan dalam keadaan sehat."
(HR Bukhari)
Dalam kitabnya yang lain, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, orang yang dalam kondisi sakit tidak mampu melaksanakan kewajiban, seperti salat dan puasa, dengan sempurna.
Meskipun demikian, jika orang yang bersangkutan tetap mengerjakannya walau hanya mampu dalam hati, maka Allah tetap mencatat amalnya itu dengan sempurna.
No comments:
Post a Comment