Thursday, October 17, 2024

IKHLAS DAN MENGHARAPKAN WAJAH ALLAH SWT ..




Jelas di sini, orang yang melakukan amal kebaikan dengan penuh ketauhidan, keikhlasan dan mematuhi syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka ia akan diredai Allah SWT. 
 
Setelah mendapat keredaan Allah SWT, seseorang hamba itu akan mendapat al-falah di dunia dan di akhirat sebagai hasilnya.
 
 Diriwayatkan daripada Ibn Abbas RA bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: 
 
"Sesiapa yang menyebabkan kemurkaan Allah kerana hendak mencari keredaan manusia, Allah akan memurkainya dan menjadikan setiap orang yang meredainya itu benci terhadapnya.
 
 
 Sesiapa yang mencari keredaan Allah walaupun dibenci oleh manusia, nescaya Allah akan meredainya dan menjadikan setiap yang membencinya itu reda terhadapnya sehingga keredaan Allah itu menghiasi dirinya, percakapannya dan amalannya. Dalam hal ini dia mendapat perhatian Allah." 
 
(Riwayat al-Tabraniy) 
 
Hadis Rasulullah SAW memberikan petunjuk kepada kita agar dalam melakukan amal ibadah hendaklah dilakukan secara ikhlas, iaitu semata-mata niat untuk mendapatkan reda Allah SWT.
 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang bahaya riya’ (gila pujian) bahwasanya amalan pelaku riya’ tidaklah dipedulikan oleh Allah. Dalam hadits qudsi disebutkan,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

 

“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman:

 Aku sama sekali tidak terima pada sekutu dalam perbuatan syirik. 

Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya

 (artinya: tidak menerima amalannya, ) dan perbuatan syiriknya” 

(HR. Muslim no. 2985). 

 

Imam Nawawi rahimahullah  menuturkan,  

  “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” 

 (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).

 

Begitu pula peringatan keras bagi orang yang cuma mengharap dunia dalam amalannya, di antaranya adalah mengharap pujian manusia disebutkan dalam hadits berikut ini,

 

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 

“Barangsiapa yang menutut  ilmu yang sebenarnya harus ditujukan hanya untuk mengharap wajah Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk meraih tujuan duniawi, maka ia tidak akan pernah mencium bau surga pada hari kiamat nanti” 

 

(HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

 


 

 

No comments:

4 KALIMAT TASBIH TAHMID TAHLILDAN TAKBIR ...

  KALIMAT ZIKIR MENGELILINGI ARSY    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ     Dari an-Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah SAW bersabda:  ...